Ayah maafkan
anakmu yang hari ini pergi pagi pulang malam, dia sedang lelah bahkan sangat
lelah menahan dan menyembunyikan sesuatu dalam hatinya yang kini telah pupus, bukan
tak ingin bersamamu dihari Idul Adha ini tapi begitulah caraku untuk membunuh
kecewa dan amarah itu terlalu penat jika disimpan sendiri dan terlalu munafik
untuk tetap terlihat terus gagah berdiri.
Perjalanan ini
bukan hanya untuk melenyapkan amarah tapi aku sedang mencoba melampaui batas
ketidakmampuanku dimana yang sebelumnya aku tak pernah mengendarai motor dengan
jarak yang lumayan jauh dengan jarak 131 KM dan perjalanan -/+ 3 jam tapi lihatlah ayah aku
mulai keluar dari batas ketidakmampuanku, sengaja aku tak memberitahu tujuanku
hari ini karena kuyakin kau tak akan mengijinkanku tapi coba lihatlah ayah ada
beberapa poin besar yang kudapat dari perjalanan ini bahwa kita tak perlu tahu
bagaimana jalan didepan yang perlu kita lakukan adalah lewati saja jalan yang sedang
kita lewati mungkin akan jatuh mungkin akan larut mungkin akan takut dan banyak
lagi hal buruk yang akan terjadi tapi lihat ayah ada teman-teman yang siap mengambil tanganku membantu langkahku dan membantuku berdiri kembali untuk sampai ketujuan
Aku ingin menikmati masa mudaku
sebaik mungkin ayah seperti halnya engkau dimasa mudamu dulu, seperti teman
yang ada disampingku yakinlah Allah juga ada bersamaku, aku berusaha tetap
mengingatNya ayah dengan melantunkan Shalawat dan tetap mengerjakan Sholat agar
rasa takut itu hilang agar aku lebih berani lagi, kalau didepan perjalananku
berhenti janganlah menyalahkan siapa-siapa ayah bukan mereka yang membawaku tapi aku yang ingin ikut jadi bagian dari mereka salah satu Club Motor yang tak
memandang perbedaan yang solidaritasnya tinggi yang kebersamaannya indah yang
tak memandang merek tapi mereka tetap berdiri bersama mereka BRC (Berau Rider
Community) ayah komunitas yang berjalan bukan untuk diri sendiri tapi juga
berusaha menjadi sesuatu untuk orang lain
Ayah mungkin adikku pernah gugur
dalam perjalanan ditahun 2011 lalu tapi bukan berarti aku terus takut memacu
gas motorku aku ingin keluar dari belenggu ketakutanku ayah aku tak ingin terus
jadi pengecut.
Ayah ayah saat
waktu maghrib tiba dikota tanjung selor Kalimantan Utara itu aku ingin melapor ke sang Pencipta dan
seorang teman mengarahkanku ke sebuah pesantren, Pesantren Hidayatullah namanya
sambutan mereka sangat hangat para santri mencoba menanyakan namaku dan asalku
dan aku hanya bisa menunduk malu, malu karena aku tersadar hafalan surahku
sangat jauh dari mereka tapiii ayahhh aku ingin seperti mereka maka ijinkanlah
aku untuk mengunjungi rumah Allah ditempat lain kan sayang ayah jika aku tak bisa
melihat ciptaanNya ketika Dia sedang tersenyum